Thursday, July 15, 2010

A Great Love Story


He stepped inside his home, so he overwhelmed with fear
An angel came with words from God, things were still unclear
Saying read - read, but he couldn't read, amazing words he heard
A trembling deep inside his heart, confused by what had occurred

There was only one who could comfort him
And help him see the light
To ease his fears, to reassure
Was khadijah, his wife

Chorus
He said Zamilooni, Zamilooni, Dathirooni, Dathirooni, (Envelop me, Embrace me)
A mighty task has come before me
I need you here with me
By my side

She was a woman of nobility, successful in all her trade
Many wealthy men had asked for her, she turned them all away
But when she saw Muhammad, a shining moon, may peace be on his soul
He was a light for her" so right for her" her life will now be whole

But she had never seen him so distressed, as he was there that day
She would comfort him, and hold him tight, and chase his doubts away

Chorus

Bridge
We look for stories of love, in places dark and cold
When we have a guiding light, for the whole world to behold
But were so selfish in our ways, and to the ones we hold so close
Our own pleasure and happiness is what we value most

But she sacrificed all her wealth and everything she had
And he honored her, and gave her faith,
when the times were bad, when times were bad...

Now years have passed, times had changed, since khadijah breathed her last.
And the Message of the one true God, was spreading far and vast
But then he came across a jewellery, that khajidah once had worn
His eyes began to swell with tears, his heart again began to mourn

Cause she was there for him, when the times were rough, and his enemies were cruel
She was the first believer, so keen and eager, to comfort ar-Rasool

Chorus

Mawlaya salli wa sallim da'iman abada
'Ala habibika khayril khalqi kullihimi...Rasullullah
(O my Leader, send your salutations and blessings forever
Upon Your Beloved, the best of the whole of creation) 


I wish to be like Khadijah..I really wish to be like her.. InsyaAllah

Wednesday, June 30, 2010

Where my heart is at ease




There was merriment and joy,
a smile on the face of every girl and boy.
The streets of Yathrib welcomed in
the Prophet of Allah, Muhammad,
Sallallahu `alaihi was salam.

A full, white moon,
shone down upon the land,
rising from the valley between hills of sand.
Being greatful to Allah was the Prophet's demand,
spreading peace through the streets of Madinah.

Madinah tun-Nabi, Madinah tun-Nabi
The city of the Prophet is like home to me.
I'll travel through the world but I doubt that I will see,
a city with such wonder as Madinah.

Now the narrow winding roads,
are so full of history;
Streets shake with the Azan from Masjid-Un-Nabi.
I feel the shadow of the Prophet gently cooling me
as I walk through the streets of Madinah.

Madinah tun-Nabi, Madinah tun-Nabi
The city of the Prophet is like home to me.
I'll travel through the world but I doubt that I will see,
a city with such wonder as Madinah.

The man who reads Qur'an `neath a date palm tree,
and a smile from the child on the street selling tea,
enchant me with their beauty and their simplicity
as I walk through the streets of Madinah.

Al-Madinahtul-Munawarah
Oh, Enlightened City!
Al-Madinahtul-Munawarah
Even in my sleep you call to me.

Time, has hurried by, time has traveled on so fast,
and though wisdom and truth will always last,
I wish, I wish, I wish that I could climb into the past
and live with the Prophet in Madinah.

Madinah tun-Nabi, Madinah tun-Nabi
The city of the Prophet is like home to me.
I'll travel through the world but I doubt that I will see,
a city with such wonder as Madinah.

My heart is never far from the home of the Ansar,
and the city of The Prophet, Al Medinah.



Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala aali Muhammad




Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~

Sunday, June 13, 2010

Suara Cinta

Saya mencapai al-Quran di atas meja selesai solat Maghrib lalu membacanya perlahan-lahan sementara menunggu dua orang pelajar saya bersiap-siap. Sedang saya membaca al-Quran, tiba-tiba Sarah cucu mama datang mendekati sambil meletakkan tangan kecilnya di atas ribaan saya. Comel sungguh!


“Sarah nak baca jugak ke?” saya menundukkan kepala dan bertanya perlahan.

Ngee..Sarah cuma tersengih memandang

“Ikut kak long baca eh” Saya membaca surah al-Fatihah dan membiarkan Sarah mengikut bacaan dengan gayanya sendiri. Gaya pelat si anak kecil berumur dua tahun setengah. Saya kemudiannya membaca alif ba ta.

“Alif,ba , ta, tha..”

“Jim!” Sarah menyambung. Ketawa kami mendengarnya.

Petang esoknya setelah saya pulang dari program bersama keluarga-keluarga angkat yang lain,Sarah tiba-tiba keluar dari bilik tidur kami dan membawa al-Quran saya bersamanya.

“Ace, ace!” Sarah menjerit kecil.

“Apa dia Sarah..” saya bertanya

“Ace, ace!” Sarah menjerit lagi sambil menghulurkan al-Quran kepada saya.

“Owh…baca…Sarah nak kak long baca?”

Saya mendudukkan Sarah di sebelah, membaca al-Quran larut dalam linangan air mata. Kepala Sarah saya gosok perlahan-lahan.

Ini fitrah hambaMu ya Allah. Mencintai-Mu dan suara cinta-Mu.

“Tiadalah dilahirkan seorang anak melainkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” {Riwayat al-Bukhari dan Muslim}

Sarah masih suci, Sarah masih suci…


Berbuat ‘amal soleh itu fitrah
Meninggalkan maksiat itu fitrah
Solat yang khusyuk itu fitrah
Menghayati al-Quran itu fitrah
MengESAkan Allah dengan jiwa yang penuh padu juga fitrah~


Kembalilah kepada fitrah, Kembalilah meraikan fitrah~






Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~


Monday, May 31, 2010

Live from Mavi Marmara

Ikuti perkembangan LifeLine4Gaza

http://www.livestream.com/insaniyardim/
http://lambaian-islah.blogspot.com/

Tunjukkan sokongan kita semua! berdoa dan terus berdoa..
Allahuakbar!

Sunday, May 9, 2010

Daya Tarik Wanita

sumber http://maholic.wordpress.com/2010/04/05/daya-tarik-wanita/#more-1268

April 5, 2010 in Catatan si Marina, marisharing
Marina, 4 April 2010



“Arrijaalu qawwaamuuna ‘alan-nisaa`“
“Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita“



Dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya atas apa yg dipimpinnya
berjalan-jalan di ranah maya
menemukan ‘nasihat’ seperti ini
bersumber dari Ummu Rafid



4 golongan lelaki yang ditarik wanita ke neraka;



PERTAMA:

Ayah-nya
Apabila seorang yg bergelar ayah tidak memperdulikan anak2 perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar shalat, mengaji dan sebagainya. Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup aurat…seorang Ayah tidak cukup kalau hanya memberi kemewahan dunia saja maka dia akan di tarik oleh anaknya ke neraka.



KEDUA:

Suami-nya
Apabila seorang suami tidak mempedulikan tindak tanduk istrinya.

Bergaul bebas di tempat kerja, berhias diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram, apabila suami mendiamkan diri…walaupun dia seorang alim(shalat tidak di tunda, puasa tidak di tinggal)maka dia akan di tarik oleh isterinya ke neraka.



KETIGA:

para Abang-nya
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggung jawab menjaga maruah wanita jatuh pada abang-abangnya…jikalau mereka hanya mementingkan berkeluarga saja dan adik perempuannya di biarkan melenceng dari ajaran ISLAM…tunggulah tarikan adiknya di akhirat ke neraka.



KEEMPAT:

Anak lelaki-nya

Apabila seorang anak tidak menasehati seorang ibu perihal kelakuan yang haram dari Islam, maka anak itu akan di mintai pertanggung jawaban di akhirat kelak…nantilah tarikan ibunya
Betapa hebatnya tarikan wanita bukan saja di dunia bahkan di akhirat tarikannya begitu hebat…maka kaum lelaki yang bergelar ayah/suami/abang semoga dapat memainkan peranan yang sebenarnya, karena akan ALLAH minta tanggung jawab atas kalian semua.



Wahai wanita, kasihanilah ayah anda, suami anda, abang-abang anda serta anak-anak lelaki anda…
kasihanilah diri kamu sendiri dengan menjalankan perintah ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala



Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:

“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nuur : 30)


Katakanlah kepada wanita yang beriman:

“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ……..” (An-Nuur: 31)



Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:

“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab : 59)



.
P/S: dik chik, kak long dop dang lagi nok upload gambar 'tailong and the gang'. bila kak long upload kekgi ka long kabo eh....=)






.

Tuesday, April 20, 2010

SELAMAT ULANGTAHUN =)


Selamat Ulangtahun yang ke-27 buat ibu dan abah tercinta
Terima kasih buat segala-galanya,
Terima kasih yang tidak terhingga,
Terima kasih yang tidak terucapkan,
 Semoga bahagia di dunia juga di akhirat sana,
Semoga kita tetap bersama-sama hingga di akhirat sana,
Semoga Allah merahmati ibu dan abah pada setiap ketika,
menghilangkan lelah, melenyapkan duka, menghadirkan damai dan bahagia
walau apa jua yang tiba..
Kita cuma keluarga yang biasa-biasa, punya kekurangannya,
Sama-sama lah kita bergabung jiwa mengumpul usaha mencari cinta Allah yang Esa..

Selamat Ulangtahun daripada anakanda-anakanda yang sentiasa mendoakan ibu dan abah walau di mana sahaja kami berada...


Wednesday, April 14, 2010

Cahaya Yang Tidak Pernah Hilang

Membaca Putera Lembah Bakkah dirasakan seperti benar-benar berada pada zaman baginda Rasulullah saw...

Kenangan di Madinah al-Munawwarah

Pandangan mata saya kecilkan tanda mengalah pada cuaca panas hari itu. Bahang pula dibawa angin menyelimuti seluruh anggota badan. Jika sejuk sering diumpamakan sehingga sampai ke tulang, bahang panas hari itu seolah-olah tiada umpamanya. Kelompok manusia pelbagai warna dan bangsa memenuhi dataran di hadapan Masjid Nabawi. Semuanya baru sahaja melepasi situasi berdesak-desakan di hadapan pintu masjid yang indah itu. Saya berjalan perlahan-lahan sambil mengamati suasana hari itu…walau apa sahaja cuacanya tiada yang tidak tenang jiwanya berada di sini lebih-lebih lagi tatkala mengingatkan Rasulullah yang dikasihi pernah hidup di sini, berjuang di sini, menyebarkan kasih-sayang di sini…Tidak tergambarkan betapa gembiranya kaum Ansar menyambut ketibaan “bulan purnama” kecintaan Allah Rabbul Izzati. Seperti tiada apa lagi yang diharapkan dengan kebersamaan Rasulullah SAW di sisi.

Dari jauh, saya melihat seorang anak lelaki kecil berbaju biru muda dan berseluar coklat muda sedang melutut di dalam sebuah kedai menjual kitab-kitab dan al-Quran. Saya dan ayah singgah sebentar di kedai itu. Sedang menyusun kitab-kita di atas almari rupanya anak lelaki tadi, patutlah tertunduk-tunduk sahaja. Badannya masih kecil tetapi sudah pandai menolong ayah di kedai. Kagum sungguh saya melihat kesungguhannya. Saya cuba merapatkan diri, dia pula mengelak seperti tidak selesa.

“ Berapa umurmu?” saya bertanya perlahan.

Dia mengerutkan dahi. “Tiga!”

“Tiga?” saya bertanya kembali, terkejut dengan jawapan yang keluar dari mulut kecilnya. Saya jangka umurnya dalam lingkungan 6 tahun. Saiz anak Arab lebih besar barangkali…

Dia mengangguk kuat, seperti mahu meredakan rasa terkejut saya. Harap-harap betul jawapannya, dan lebih tinggi lagi harapannya semoga betul soalan yang saya tanyakan itu! =)

Mengetahui yang umurnya cuma tiga tahun mengikut jawapannya, saya memberanikan diri menggosok belakangnya, tetapi dia semakin menjauh sambil memandang tepat pada ayahnya. Kecut perut saya dibuatnya, walaupun kalau diikutkan hati ingin sahaja saya memeluk anak itu dan mencium pipinya. Teringat pada anak-anak kecil yang saya temui di Masjidil Haram sebelumnya, ‘Abdullah, Hamzah, dan Fatma, semuanya senang dan sedia didekati.

Ya Rasulullah, aku berada hampir denganmu, apakah hatiku juga begitu...


Tanggungjawab kepada Rasulullah


Mengimaninya: Kita wajib beriman bahawa Muhammad bin 'Abdullah adalah nabi dan pesuruh Allah, utusan-Nya, hamba-Nya, dan pilihan-Nya. Baginda seorang yang maksum dan tidak pernah sedikitpun menyekutukan ALlah. Kita beriman bahawa baginda adalah nabi yang terakhir dan tidak ada lagi kenabian selepas Nabi Muhammad. Baginda adalah pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa, pemimpin yang menjadi teladan dalam segenap tingkah lakunya dan hanya baginda yang wajib diteladani.

Mencintainya: Cinta kepada Rasul itu adalah di tempat kedua setelah cinta yang tulus kepada Allah. Kita wajib mendahulukan kecintaan kepada Nabi Muhammad berbanding kecintaan kepada diri sendiri, ibu bapa, anak-anak dan ahli keluarga. Rasa cinta yang teguh kepada baginda Rasul inilah yang membuatkan para sahabat rela berkorban jiwa dan raga demi Rasulullah saw. Menurut hadis riwayat Muttafaqun 'alaih oleh Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda yang bermaksud:

"Tidaklah beriman seseorang itu sehingga ia menjadikan diriku sebagai yang paling ia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia"
Mengamalkan Sunnahnya: Islam adalah agama sepurna yang dibawakan oleh Rasulullah. Segala ibadah sunnah hendaklah dilakukan dengan penuh keikhlasan bagi mencari keredhaan Allah dan menghidupkan sunnah Rasulullah. Seseorang itu akan bersama dengan siapa yang ia cintai. Dalam hadis yang berasal daripada Anas bin Malik dikatakan seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad saw " Bila tibanya hari kiamat wahai Rasulullah?" Nabi Muhammad kemudian menjawab "Apakah yang kamu sudah siapkan untuknya?" Orang itu kembali membalas "Aku tidak banyak mempersiapkan solat, zakat , puasa, dan sedekah untuk itu. Tetapi aku mencintai Allah dan Rasulnya" Nabi Muhammad menjawab "Sesungguhnya kamu bersama dengan siapa yang kamu cintai"

(dipetik daripada buku Jadi Seperti Muhammad, karya AA GYM dengan sedikit ubahsuai)

Justeru, jika kita ingin mengambil seseorang sebagai contoh tauladan, Nabi Muhammad adalah orangnya. Tiada lagi manusia yang paling mulia yang pernah diciptakan oleh Allah untuk kita teladani. Siapakah Muhammad di hati kita? Jadilah seperti Muhammad, amalkanlah sunnahnya, kasihilah dan cintailah baginda...

Naskhah Putera Lembah Bakkah saya peluk erat buat menemani mimpi di malam hari. Ada air yang mengalir membasahi pipi. Apakah aku akan bersama denganmu Ya Rasulullah di syurga nanti...Wahai Rasulullah, sesungguhnya cahayamu tidak akan pernah hilang....



Wallahu'alam

Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~


* lain orang, lain ujiannya. lain ujian, lain penyelesaiannya, tetapi kita semua punya tempat pergantungan yang sama. DIA lah Allah yang Maha Kuasa

Thursday, April 1, 2010

Ya Allah, Aku Teringin...

Teringin merendam kaki ke dalam air laut atau air sungai yang jernih dan menyejukkan
Teringin menyelimuti kaki dengan pasir pantai yang halus dan putih bersih
Teringin menghirup udara segar dan nyaman di tepi laut atau barangkali di dalam hutan
Teringin berbaring di atas pasir pantai memandang langit malam yang dihiasi bintang-bintang berkelipan,
bulan pula memandang sambil melemparkan senyuman
Teringin mendukung anak kecil dan mencium baunya yang mendamaikan

Ya Allah, aku teringin~

* sebenarnya kerja banyak amat. rasa nak guling-guling aje.mata pun dah naik juling...huhu.dan sungguh, tak tipu memang betul-betul rasa nak muntah. kepada adik-adik yang masih di universiti bukan senang tau nak dapat pengiktirafan sesuatu course tu. banyak kerja kena buat. hargailah mereka-mereka yang di belakang tabir ni...hehe.
belajar rajin-rajin, sungguh-sungguh,jaga solat, jaga akhlak elok-elok. jaga Allah, Allah jaga kita..(banyak membebel ni..)


Wallahu'alam


Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~

Wednesday, March 31, 2010

I am A Khalifah of Allah =)



Kursus Perkahwinan kali Kedua

Selaut syukur saya limpahkan kerana akhirnya diizinkan Allah mengikuti program Khalifah! Setelah bertahun menyimpan impian sejak dari UIA Gombak , akhirnya saya berpeluang bukan sahaja menjadi peserta tetapi juga pembantu kepada Dr. Alini. =) Saya mula jatuh hati pada  Khalifah Institute di Islamic Festival ketika masih di UIA Gombak dahulu. Buku pertama yang  menjadi buah tangan saya ialah “Shaping Excellent Character” yang menjelaskan kaedah-kaedah pembentukan keperibadian cemerlang di dalam diri anak-anak melalui penekanan bahawa setiap orang adalah Khalifah Allah yang istimewa. Bagi para remaja pula boleh mencuba membaca buku karangan arwah Prof. Muhammad al-Mahdi yang bertajuk “Getting Serious about Boy-Girl Relationships in Islam”. Buku ini sangat mendidik dan menyentuh hati, ibarat kita sedang mendengar nasihat oleh ibu bapa kita dengan penuh kasih sayang. Cubalah membacanya para remaja! ;) Oh, adik-adik saya juga belum membacanya. hihi…


 Haa...jangan jadi macam ni ya adik-adik sekalian


Hampir-hampir saya memberitahu Dr. Alini tentang cita-cita saya yang terpendam tetapi kerana Dr. Alini selalu berada di samping suaminya yang juga merupakan “Big Boss” saya, hasrat itu saya pendamkan sahaja. Jadual program yang padat juga tidak memungkinkan saya untuk berborak panjang dengan Dr. Alini. Menghadiri program ini seolah-olah menghadiri Kursus Pra-Perkahwinan buat kali kedua dengan nilai tambah ilmu yang tinggi. Namun jika sekadar punya PENGETAHUAN tetapi TIDAK MAHU BERUSAHA UNTUK MENGAMALKANNYA , ianya seperti debu yang ditiup angin. Tidak meninggalkan bekas, dan hanya membiarkan diri dibawa angin tanpa tahu arah tujuannya.. Jom sama-sama kita berkongsi sedikit sebanyak ilmu yang dipelajari =) Perlu diingat ini hanyalah kaedah yang asas di dalam mendidik anak-anak tanpa mengenepikan kaedah-kaedah yang lain. Ianya satu kaedah yang senang tetapi cuma kita yang mungkin belum menyedarinya.



Khalifah Method dimulakan dengan worldview yang cukup cantik iaitu “Everybody has potential to become the best that we can become!”. Kaedah ini menekankan bahawa seorang khalifah mempunyai tanggungjawab yang besar kepada diri sendiri, masyarakat serta alam sekitar.



Permata Jiwa Raga

Semua ibu bapa pasti ingin mendidik anak-anak mereka untuk menjadi anak yang baik kan? Yang senang dipandang mata, yang tenang membelai jiwa... Maksudnya, ilmu itu sentiasa perlu dicari dan diamalkan juga! Terdapat dua syarat asas untuk melaksanakannya....


  1. Ibu bapa perlu mengetahui dan memahami bagaimana karakter dan personaliti seseorang anak itu dibentuk. 

  2. Ibu bapa adalah orang yang terlebih dahulu perlu memiliki ciri-ciri yang baik iaitu “Islamic Character” sebagai modal yang paling mahal untuk mendidik anak-anak. Semua juga mengetahui bahawa pendidikan melalui teladan itulah yang terbaik, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw kita yang tercinta. =) Justeru apabila ibu bapa sudah mempunyai ciri-ciri ini, lebih mudah untuk membentuk anak-anak menjadi permata yang berharga bukan sahaja di dunia tetapi di akhirat sana. InsyaAllah..


“A child is like an uncut diamond. The parent’s responsibility is to cut, shape and polish their child’s soul until it becomes a glitteringly beautiful jewel, pleasing to the eye of Allah.”
{Imam Al-Ghazali}


Bagi anak-anak pula, cintailah ibu bapa kita kerana mereka terlebih dahulu  mencintai kita sebelum lahirnya kita ke dunia...

InsyaAllah, siri khalifah ini akan bersambung lagi di lain masa. Semoga dapat berkongsi sesuatu yang bermakna.. =) 


Wallahu'alam


Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~ 

Wednesday, March 10, 2010

Tiupan Rindu

credit to kak wi

Rindu yang teramat pada tanah suci sehingga terbawa-bawa ke dalam mimpi. Ya Allah, jemputlah hambaMu ini untuk menjadi tetamuMu yang paling istimewa...

Ya Allah janganlah Engkau timbulkan sedikitpun keraguan dalam hatiku atas segala ketentuanMu, walau sedikit pun Ya Allah, walau sedikitpun keraguan di dalam hatiku. Kembalikanlah aku padaMu Ya Allah dalam keadaan Engkau redha padaku dan aku pula redha padaMu..Doa inilah yang sering diulang-ulang ketika sedang bertawaf dahulu. Ya Allah, aku rindu sekali pada tanah suciMu~

Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~

Monday, March 1, 2010

Dah Kurang~


Ika dah balik Cairo, lela dah balik UUM..waaa..dah kurang ahli kat rumah..sunyi sikit rasanya

kurang jugak ahli solat jemaah
kurang ahli nak dengar tazkirah @ kak long membebel..hehe
kurang ahli nak tasmi' sama-sama
kurang dah orang nak cakap " kak long! jangan jadi macam budok-budok! kak long tua doh..26 doh umur!.. dan kak long akan jawab " sebab tu la kak long awet muda!" adik-adik, sila terima kenyataan yang benar tapi pahit ni ye..=p
kurang ahli kat meja makan..kuikui. so, kurang jugak orang nak berebut kepak ayam! hoho
kurang ahli kat bilik tidur..terpaksalah kak long tidur ngan mashimaro dan patrick je. huhu (tapi, kurang la cadar yang kak long kena tegangkan! hihi) dan kurang la baju lela yang kak long dan ika kena kutip! ;)
kurang la orang yang kak long kena kejut tidur pagi-pagi~ ish, ish..
kurang jugak ahli nak berlakon jadi ana althafunnisa dan abdullah khairul azzam..hihi. 'Mas, namanya siapa?...Abdullah!"
pastu kurang jugak ahli kelab berangan "apa jadi bila masing-masing dah ada family nanti.."
pastu ika nak tau..lepas ika balik Cairo, adik dah tak tanya dah.. " sapa yang guna sikat akim pastu dop buang rambut nih!"
pastu bila lela tak de, kak tin jadi big boss..sebab kak tin takut ke lela je..hihi
pastu kurang jugak orang cakap.."kak long cuba gok duk diam kejap...gi mari, gi mari...berkemas sokmo..." tapi kak long tahu dalam hati tu, suka sebab awak semua tak yah nak kemas rumah..hihi (kak long akan kurangkan skit obses ni..bahaya jugak penyakit suka berkemas. serabut je orang tengok)


Walau apapun kurang yang kita ada sekarang... kita mesti berusaha sungguh-sungguh supaya ahli kita tidak berkurang di syurga nanti..Letakkan Allah dan Rasulullah pada tempat pertama. Jangan pernah putus asa untuk berubah ke arah kebaikan. Kasih sayang Allah sentiasa luas untuk kita semua...

credit to fiveprime.org

owh...bila lagi ya kita nak berkumpul ramai-ramai macam ducklings yang comel-comel ni~


lela dan ika, jangan lupa kirim salam kat kawan-kawan semua..daripada kak long yang comel =)

Friday, February 26, 2010

Cinta,Kasih, dan Sayang...

Sejak akhir-akhir ini, hidup saya penuh emosi. Setelah sekian lama menyimpan cerita sejak berumur 9 tahun, saya meluahkannya pada ibu ketika di meja makan pada suatu malam. Basah baju saya kerana mengalirkan air mata. Entah kenapa peristiwa itu kembali menjengah setelah sekian lama. Peristiwa itu membuatkan saya begitu menghargai kanak-kanak dan cuba melayan setiap butir perkataan yang mereka ucapkan.

Masih saya ingat akan arwah tokki, walaupun arwah seorang yang garang tetapi tidak pernah arwah berkasar dengan kanak-kanak. Arwah sentiasa meraikan kanak-kanak ketika bersama mereka. Sehinggakan selepas arwah meninggal , Ilham yang berumur 8 tahun dan merupakan anak seorang kenalan abah berlari-lari menuju ke bilik arwah kerana menyangka tokki masih di bilik itu.

Tokki juga yang mengajar saya Rukun Islam dan Rukun Iman sewaktu kecil dahulu. Sambil saya melarik-larik lilin untuk dibuat periuk tembaga dengan kaki kecil saya yang comot berlumur debu di bawah bangsal tokki bekerja, dan tokki pula mencampurkan tanah lumpur bersama sekam padi, tokki mengajarkan saya Rukun Islam dan Iman. Ketika kami duduk di atas bangku di hadapan rumah sambil menunggu orang datang membeli arang, tokki mengajarkan ilmu yang lain pula. Ilmu hidup yang biasa-biasa tetapi melekat di dalam kepala dan sehingga ke hari ini begitu berguna. Owh..antara iklan yang arwah tokki gemari ialah iklan PAMPERS. Sambil menonton iklan itu, tokki akan ikut sama menyanyi "Selamat pagi, teman adik di sini, bangun dengan riang, menyanyi! bermain bersama , ayuh!" =)


Cinta Kasih Rasulullah kepada Anak Kecil

Selama 63 tahun Rasulullah saw mengukir akhlak yang mulia di dalam bentuk yang paling memikat jiwa setiap manusia. Baginda seorang Rasul, baginda seorang pemimpin negara, baginda pakar di dalam banyak bidang namun baginda tetap memuliakan dan mengasihi anak kecil serta sentiasa meraikan mereka.

Suatu hari, sedang saya mencari-cari buku "Seorang Tua di Kaki Gunung" karya Azizi Hj. Abdullah..Allah telah menemukan saya dengan sebuah buku yang bertajuk Muhammad: al-Ab wa al Murabbiy karya Muhammad Siraj yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia dan kemudiannya diberi tajuk Cinta Kasih Rasulullah saw. Sebuah buku lama yang berwarna kuning helaiannya namun isi kandungannya begitu mengulit rasa. Ingin saya kongsikan di sini sebahagian kecil kandungannya untuk kita sama-sama hayati dan teladani cinta, kasih, dan sayang baginda kepada cucu-cucunya Husin dan Hasan r.a.

Allahummarhamhu fa inni arhamhu
Ya Allah, cintailah dia kerana sesungguhnya aku mencintainya...

Abu Hurairah berkata: "Kedua-dua telingaku ini pernah mendengar dan kedua-dua mataku ini pernah melihat Rasulullah saw mengambil Hasan atau Husain dengan kedua tangannya, lalu kaki Hasan atau Husain berada di atas kaki Rasulullah. Rasulullah pun bersabda yang bermaksud: "Naiklah wahai anak yang pendek, anak yang pendek dan bermata kecil (sebagai gurauan dan tanda sayang)" Kemudian anak kecil itu naik hingga ia meletakkan kedua kakinya di atas dada Rasulullah. Rasulullah pun bersabda : "Bukalah mulutmu". Lalu Rasulullah menciumnya dan bersabda: "Ya Allah, cintailah dia kerana sesungguhnya aku mencintainya." {Riwayat Tabrani}

Pada suatu hari Rasulullah saw keluar bertemu dengan kaum muslimin sedang bersamanya ada Hasan dan Husain satu di bahu kanan dan yang satu lagi di bahu kiri. Baginda mencium Hasan sekali kemudian mencium Husain pula sekali. Ketika Rasulullah saw membawa Hasan dan Husain, tiba-tiba seorang lelaki bertanya kepada baginda. " Ya Rasulullah, apakah kamu sangat cinta kepada mereka berdua?" Baginda terus menjawab: "Sudah tentu, sesiapa yang mengasihi kedua cucuku ini maka bererti telah mengasihi aku, dan sesiapa yang memarahinya bererti dia memarahi aku."

Di dalam kisah yang lain pula, sedang Rasulullah dalam perjalanan bersama sahabat-sahabat untuk menuju ke rumah seorang sahabat yang menjemput makan di rumahnya, baginda melihat Husain sedang bermain-main dengan kanak-kanak di tengah jalan. Baginda ingin bergurau senda dengan Husain maka baginda berjalan lebih laju hingga terkedepan daripada rombongannya. Apabila tiba dekat Husain baginda membuka kedua-dua tangannya sambil mengisyaratkan supaya Husain melompat kepadanya. Lalu Husain melompat ke arah baginda dan baginda tertawa sambil mendakap serta menciumi Husain sambil bersabda: "Husain sebahagian daripada diriku dan aku sebahagian daripadanya, Allah mengasihi orang yang mengasihi Husain.

Sesungguhnya Allah telah memilih Rasulullah menjadi manusia yang paling mulia. Sifat keayahan dan jiwa pendidik baginda begitu halus dan murni hingga mampu sampai ke dalam hati setiap manusia untuk diteladani di sepanjang zaman. Bagindalah ikutan yang paling mulia, bagindalah Muhammad SAW rasul junjungan kita. Semoga Allah memandu kita semua, memberi taufiq dan hidayah untuk kita mencintai dan meneladani akhlak baginda yang mulia.


Tanggungjawab Ahli Keluarga

Sebuah keluarga itu sesungguhnya punya ahlinya. Setiap ahli itu pula punya peranan dan tanggungjawabnya. Peranan dan tanggungjawab yang perlu kita takuti dan geruni kerana akan disoal suatu hari nanti. Namun, tanggungjawab ini perlu dihadapi dan dipikul bukan untuk kita larikan diri, bukan pula untuk kita sambil lewakannya. Keberkatan hidup bukan hanya diukur pada cukup makannya, tidak juga hanya pada elok pakainya tetapi juga diukur pada lapang dan tenangnya hati dan jiwa. Justeru.. wahai ayahandaku, bondaku, adinda-adindaku baik yang dekat mahupun yang jauh di mata dan diriku terutamanya, jika mahu hidup yang berkat...jangan ponteng tanggungjawab. Tanyakanlah dan hisablah diri sendiri akan tanggungjawab yang belum tertunaikan. Mahu berkat, jangan ponteng tanggungjawab~


Wallahua'lam


Ya Allah peliharalah hati hambaMu~





# buku catatan saya sejak matrikulasi UIA hilang. Sesiapa yang menjumpai sila kembalikan mengikut alamat yang tertera pada helaian pertama buku itu ya~ huhu.

Saturday, February 6, 2010

Tempat Jatuh Lagi Dikenang

Inikan pula.....



Zaman Kanak-Kanak Saya

Ketika masih di bangku sekolah rendah, saya sedikit lain daripada rakan-rakan. Saya lebih suka berjalan kaki ke sekolah daripada menunggang basikal seperti rakan-rakan yang lain. Bukan kerana tidak punya basikal, tetapi pada mulanya saya malu membawa basikal biru yang dibeli abah ke sekolah. Rupanya berbeza daripada basikal rakan-rakan, seperti basikal orang tua! hehe. Ish, 'demand' sungguh...tidak tahu erti berterima kasih~=p Kalaulah ada gambarnya, pasti saya letakkan di sini..Namun, lama-kelamaan saya jadi ketagih berjalan kaki ke sekolah kerana mengenangkan keasyikkan suasananya..Kadangkala, tidak sabar-sabar mahu pulang dari sekolah untuk meniti batas-batas sawah padi. Saya seperti tenggelam dalam dunia sendiri. Dunia kanak-kanak yang penuh dengan angan-angan yang indah~

Sewaktu musim padi sedang masak, angin biasanya bertiup sederhana dan mendamaikan, asyik melihat pokok padi meliuk lintuk ditiup angin. Langit tampak cantik dihiasi wau dan layang-layang berbagai bentuk dan warna.Semua tuan punya berlumba-lumba menaikkan wau masing-masing untuk mendapat gelaran yang paling tinggi. Ketika air bertakung di dalam sawah semasa musim menanam padi, senang sekali melihat ikan-ikan kecil berenang riang seperti sedang berkejar-kejaran sesama mereka. Burung-burung yang berwarna putih bersih setia menunggu anak-anak ikan di alur-alur kecil antara sawah padi sambil sesekali mengibas-ngibas sayapnya. Tidak lupa juga sang kerbau atau lembu buruk mengikut panggilan adik saya ika,yang rela badannya dihinggapi burung-burung, memakan kutu-kutu pada badan mereka mungkin. Di dalam sawah itu jugalah saya pernah terjatuh berlumur lumpur dan bermain dengan lintah..Apabila sampai di rumah, saya akan terbongkok-bongkok di atas tangga membuang kemuncup yang menumpang balik pada kain sekolah. Satu-persatu kemuncup saya buang dengan jari-jemari kecil saya. Mereka semua (haiwan-haiwan itu dan pokok padi) dan saya, sama-sama berkongsi rahmat kurniaan Allah, hidup melata di muka bumi dengan rezeki yang setiap saat mengelilingi. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar. Namun, ketika itu saya masih belum benar-benar mengerti...





"Dan tidak seekor pun binatang yang melata di bumi dan tidak seekor pun burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan mereka umat-umat seperti kamu. Tiada Kami tinggalkan sesuatu pun di dalam kitab al-Quran ini, kemudian mereka semuanya akan dihimpunkan kepada Tuhan mereka (untuk dihisab dan menerima balasan)" (al-An'aam:38)

Kami belum punya rumah sendiri ketika mula-mula berpindah ke sini. Menumpang berteduh di rumah tokki dan arwah nenek yang saya panggil "mok". Kampung ini tempat kelahiran abah..saya biasa mandi di telaga. Menjatuhkan timba ke dalam telaga,kemudiannya menarik-narik sekuat hati dengan penuh rasa gembira. Sambil mandi-manda saya akan menjerit-jerit di dalam telaga. Seronok dapat mendengar suara sendiri mencipta gema..Bersyampu juga dengan daun bunga raya yang tumbuh di tepi telaga. Kalau ingin ke tandas pula, saya selalu ajak berteman.Mana tidaknya, tandas agak jauh dari rumah. Air perlu diangkut dengan baldi untuk dibawa ke sana.

Jika tokki dan mok ingin ke kebun, saya akan dibawa bersama. Duduk di dalam kain batik yang mok letakkan antara 'handle' basikalnya membentuk seperti buaian kecil. Masa yang paling dinanti-nanti tentu sahaja waktu tokki dan mok berehat! Kerana tidak sabar ingin menjamah bekal yang dibawa. Air teh-o di dalam 'thermos' berbadan merah dan bertutup perak warnanya serta sedikit kuih-muih dan kadangkala nasi lemak. Oh, saya sudah ingat-ingat lupa~

Zaman Kanak-Kanak Mereka

"Kak long, kak ngah, adik, kita sembahyang asar dulu ya. Pasni kita gi makan pastu jalan-jalan" Saya dan adik saya Laila, ralit memerhati tangan kecil kak long mengikat kain telekung adik-adiknya. Kak long darjah 6, kak ngah darjah 5, adik pula darjah 3. Kak long begitu mengambil berat hal ehwal adik-adiknya, menjaga makan minum dan pakai mereka. Tetapi dia sangat pendiam, mungkin banyak perkara yang dipendam..saya hanya menelah. Yang paling petah berbicara ialah kak ngah. Bercerita itu dan ini, serta aktiviti-aktiviti yang selalu dilakukan di rumah. Adik cuma sesekali mencelah jika berhajatkan sesuatu. Mereka juga riang seperti kanak-kanak lain. Mungkin mereka belum mengenal erti sebenar kehidupan sama seperti saya dahulu. Petang-petang begini mereka biasa menangguk ikan kecil di dalam parit diselang-seli dengan gelak tawa bersama rakan-rakan. Gelak tawa itu seakan memadamkan kesusahan hidup yang menyelubungi mereka sekeluarga. Mereka jarang sekali melihat dunia luar jika tiada yang sudi mempelawa. Kampung inilah tempat mereka meluahkan segala rasa, baik suka atau duka..

Ibu mereka yang saya bahasakan Mak Teh Pah, lumpuh separuh badan kerana angin ahmar. Ayah mereka pula seorang pengawal keselamatan yang tidak tahu memandu, malah tidak tahu menunggang motosikal.. cuma pandai berbasikal sahaja. Semasa mak teh masih sihat rumahnya tersusun rapi, kemas dan bersih. Halamannya dihiasi pokok-pokok bunga yang ditanam di dalam tin-tin kosong yang diatur di sepanjang lorong ke rumahnya. Malah lebih terjaga daripada pokok-pokok bunga saya sendiri. Namun kini, semuanya tidak seperti dahulu. Mak teh hanya mampu mengengsot di tepi tilamnya untuk mandi dan membuang najis. Makan, pakai, tidurnya serba-serbi di sekitar tilam itu. Tilam itulah dunianya beberapa tahun kebelakangan ini. Kalau dahulu mak teh yang membonceng suaminya dengan motosikal untuk ke mana-mana, kini semuanya tinggal kenangan yang entah bila akan berulang lagi~


Rumah mereka juga tidak lagi tersusun rapi seperti dahulu. Makan pakai juga tidak terurus. Sampah merata-rata hingga tiada ruang untuk berpijak di dalam rumahnya yang sedia kecil itu. Mak teh yang dahulunya sentiasa riang dan ceria ketika menjaga ika sudah jauh berubah...Kata-kata yang keluar dari bibirnya lebih banyak menggambarkan kesedihan dan ketidakupayaan. "Mok teh kalu ngesot gak sekak pitu tu jah.." Luah mak teh tentang upayanya yang hanya mampu mengengsot sambil memuncungkan mulut ke arah pintu hadapan rumahnya.

Berbuat Baik Kepada Jiran Tetangga

Ajaran Islam yang mulia sangat menitikberatkan keutamaan hidup berjiran tetangga. Jiran tetangga adalah orang yang paling dekat dengan lingkungan hidup kita setelah ahli keluarga di rumah sendiri. Merekalah yang berada di hadapan, di belakang, di kiri dan kanan hidup kita.Hubungan yang baik sesama jiran sangat perlu diberi perhatian bagi menimbulkan suasana yang harmoni dan sejahtera. Mana mungkin kita hidup tenang dan bahagia jika bermasam muka dan bersalah sangka sesama jiran kita.

Bukan sekadar itu, Rasulullah saw yang kita kasihi juga sentiasa menyebut agar umatnya sentiasa ringan hati untuk berbakti dan memuliakan tetangga. Aisyah ra berkata "Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda:

"Jibril sentiasa berpesan kepadaku agar berbuat baik dengan jiran sehingga aku menyangka bahawa dia akan mengatakan bahawa seseorang jiran boleh menjadi waris kepada jirannya" (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw yang dikasihi bersabda lagi yang membawa maksud:

"Demi Allah tidak beriman...demi Allah tidak beriman....demi Allah tidak beriman...Kemudian ditanya oleh para sahabat kepada Baginda "Siapakah itu wahai Rasulullah? Rasulullah saw menjawab: Sesiapa yang jirannya tidak terselamat daripada kejahatannya" (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah dia berbuat baik kepada jirannya" (Muttafaqun alaih)

Hadis-hadis di atas cukup untuk memberi gambaran betapa pentingnya menjaga hubungan yang baik sesama jiran. Bukan sahaja mengelakkan persengketaan mahupun salah faham tetapi juga menjaga kebajikan dan mengambil berat akan hal ehwal mereka.

Masih saya ingat akan pesan arwah tokki tentang jiran tetangga yang sentiasa diulang semasa hayatnya...

"Kalu nok buat rumoh bila-bila kena tengok dulu sape jirang kita. Pahtu air cucuran atap jangan beri masuk rumoh dia, daun kering pun sama...."

Panjang lagi pesanannya..dan apa yang saya fikirkan dahulu ialah apabila tokki berpesan kalau mahu membina rumah jangan dihalang laluan angin ke rumah jiran kita. Dahulu, saya selalu berfikir bagaimana mahu membina rumah begitu agaknya atau mungkin tokki berkata begitu untuk menggambarkan pentingnya menjaga kebajikan jiran jika hidup bertetangga.

Terdapat sebuah kisah tentang datangnya seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah saw:

"Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu pekerjaan yang kalau aku kerjakan, nescaya kerananya aku akan dapat memasuki syurga, maka Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menjawab, berbuat baiklah kepada manusia! Lelaki itu bertanya lagi : Bagaimana aku tahu yang aku sudah berbuat baik kepada orang lain? Jawab Rasulullah seterusnya : Tanyakanlah hal itu kepada jiran tetanggamu, maka jika mereka katakan engkau orang yang baik, maka engkau adalah baik dan jika mereka mengatakan engkau orang jahat, maka engkau adalah jahat". (Hadis riwayat Al-Baihaqi)

Allah SWT telah berfirman melalui kalamNya nan mulia yang bermaksud:

"Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin yang terdekat dan tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang dimiliki. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong takbur dan membanggakan diri" {Surah an-Nisa':36}

Antara perkara yang perlu kita amati dan perhatikan mengenai hak-hak seorang jiran ialah:

1) Sentiasa memerhatikan samada bahan-bahan atau apa-apa sahaja dari rumah kita yang mungkin mengganggu keselesaan hidup mereka seperti air aliran sinki, tangki kumbahan yang tidak terjaga, dedaun kering atau dahan-dahan yang mengganggu kawasan mereka.

2) Tidak menyakiti hati mereka samada melalui lisan atau perbuatan

3) Menghulurkan bantuan ketika dipinta atau tanpa dipinta

4) Saling memberi hadiah atau bertukar-tukar makanan sesama jiran

5) Menjaga aib mereka dan tidak menceritakan aib mereka kepada orang lain

Ini hanyalah sebahagian kecil hak-hak seorang jiran yang disenaraikan secara ringkas. Alangkah indahnya jika kita dapat memupuk kehidupan berjiran mengikut acuan Islam seperti yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw kerana secara tidak langsung kehidupan kita dan keluarga dipengaruhi oleh siapa jiran kita. Jiran yang baik dan soleh akan membawa tenang dan bahagia, jika sebaliknya akan membawa resah dan duka. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang bermaksud:

“Empat perkara daripada tanda kebahagiaan ialah perempuan yang solehah, tempat tinggal yang lapang dan jiran yang baik serta memiliki kenderaan yang selesa dan empat tanda daripada keburukkan (kesusahan atau derita) ialah memiliki jiran yang jahat, isteri yang tidak baik, serta tempat tinggal yang sempit dan kenderaan yang buruk”

Saya memerhatikan dengan asyik mereka bertiga menyuap makanan. Kak ngah dan adik makan dengan begitu berselera sekali, kak long pula hanya menyuap perlahan. Ya Allah, malunya saya kerana melupakan jiran tetangga. Ke sana ke mari, mengikuti program itu dan ini tetapi mengabaikan jiran sendiri yang sentiasa diingatkan oleh Rasulullah saw akan kepentingannya. Sesungguhnya pada dirimu Rasulullah telah terdapat contoh ikutan yang mulia lagi nyata. Terdapat banyak lagi hadis-hadis yang menceritakan tentang peri pentingya menjaga hidup bertetangga, namun kerana ilmu yang sedikit hanya ini yang mampu saya kongsi bersama.

"Adik nak tambah lagi?" saya tahu dia mahu tetapi malu. Sengaja saya bertanya untuk memancingnya bersuara. Adik mengangkat pandangannya sambil badannya bergerak-gerak. Dia terus senyap tanpa jawapan, saya mengambil seketul ayam dan meletakkan di dalam pinggannya. Kak long, kak ngah dan adik..sesungguhnya Allah sentiasa bersama kalian. Teruskanlah kehidupan dengan sentiasa berbaik sangka kepada Allah. Ya Allah, ramai lagi jiran-jiranku yang diuji olehMu di luar sana~ Permudahkanlah segala urusan mereka...





Wallahua'lam

Ya Allah, peliharalah hati hambaMu


*Ika akan tiba dari Cairo malam ini! weehu! :) Laila, cepatlah balik..tolong picit-picit kak long..huhu

Wednesday, January 20, 2010

Hidup Penuh Bermaruah



Kisah ini dipetik daripada Berita Minggu bertarikh 17 Januari 2010 di dalam sisipan bmdua yang ditulis oleh Ahmad Naim Tahir...Kisah ini memaparkan Konvoi Viva Palestina Malaysia yang diketuai oleh Mathias Chang bersama beberapa orang rakan lain dari Perdana Global Peace Organization (PGPO). Sama-samalah kita hayati kisah hidup saudara-saudara kesayangan kita di Palestin..



Warga Gaza tidak pernah tunduk atau takut kepada rejim Zionis


"SELAMAT datang ke Gaza, selamat datang ke alam kegembiraan". Agak memeranjatkan kerana itulah yang diucapkan seorang lelaki Gaza kepada sekumpulan 12 rakyat Malaysia yang menyertai konvoi Viva Palestina ke wilayah itu, baru-baru ini.

Memeranjatkan kerana mereka tahu warga Gaza tertekan akibat kepungan tentera Israel sejak 27 Disember 2008 dan terperangkap dalam keganasan dan penindasan rejim Zionis sejak puluhan tahun sebelum itu. Lalu, apa yang dimaksudkan lelaki berkenaan dengan kata-kata itu. Adakah dia sememangnya amat tertekan dengan keadaan di Gaza sehingga tidak tahu lagi membezakan penderitaan dan kegembiraan. Walaupun dalam keadaan fizikal dan minda yang keletihan, kata-kata lelaki itu terngiang-ngiang dalam fikiran ketua konvoi Malaysia, Matthias Chang yang kemudian memerah otak cuba mentafsir apa yang dimaksudkan.



Beliau mewakili badan bukan kerajaan (NGO), Perdana Global Peace Organization (PGPO) bersama Abd Rafee Abd Khatab selaku timbalannya, selain Shamsul Akmar, Juana Jaafar Manap dan Ram Karthigesu. Turut serta empat kru Bernama serta dua lagi aktivis NGO Malaysia yang berada di Syria, selain pelajar Malaysia di London, Ibrahim Mohd Azmi yang pada mulanya menyertai konvoi dari ibu kota England pada 6 Disember 2009. Bersama-sama mereka, ratusan aktivis lain dari seluruh dunia yang bergerak dalam 220 kenderaan dengan misi penghantaran bantuan kemanusiaan bernilai lebih AS$1 bilion (RM3.5 bilion) kepada rakyat Gaza. Menerusi konvoi itu, PGPO menyumbang hampir RM500,000 dalam bentuk bantuan keperluan dan dua ambulans.



“Kami tiba di Gaza kira-kira jam 4 pagi, ada seorang lelaki menyambut kami dengan kata-kata sedemikian. Jika diikutkan badan yang amat letih kerana memandu terlalu lama, kata-kata itu mungkin masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. “Namun selepas berfikir, kata-kata itu menggambarkan azam warga Gaza dalam meneruskan hidup. Ya... Israel boleh menyerang dan menindas mereka, tetapi biarlah... mereka terus hidup seperti biasa, seperti orang lain juga,” katanya. Sukarelawan Malaysia bertemu beberapa ahli Parlimen Palestin dan seperti dijangka, banyak kisah sedih yang diceritakan, termasuk kehilangan lebih 15 ahli Parlimen yang diculik Israel dan ada yang dibunuh. Sebenarnya, kisah sedih seperti itu hanya diceritakan jika ada yang bertanya kerana keutamaan warga Gaza kini ialah mendapatkan keperluan asas, terutama kelengkapan dan bantuan pendidikan. “Saya dibawa masuk ke sebuah bilik di bangunan Parlimen yang sebahagian besarnya musnah akibat ledakan bom Israel. Bagi mereka ia sebenarnya pejabat, biliknya kecil saja dan di satu sudut, ada rak menempatkan bahan bacaan. “Dengan penuh bangga, mereka memberitahu ‘itulah perpustakaan kami.’ Mungkin orang akan anggap, apa nak dibanggakan dengan perpustakaan sekecil itu, tetapi mereka yang faham tahu kenapa mereka begitu berbangga dengannya,” kata Chang. Ia sebenarnya simbolik kepada masyarakat dunia dan kepada Israel bahawa “kamu tidak boleh memusnahkan Parlimen kami, apa saja yang tinggal akan kami gunakan untuk meneruskan hidup”.



Dengan penuh bangga juga, ahli Parlimen berkenaan meminta Chang merakamkan gambar pejabat dan perpustakaan Parlimen yang hanya mengandungi tiga set kerusi meja dan rak menempatkan buku itu. “Saya kagum dengan semangat pemimpin dan warga Gaza, tetapi kisah seperti itu tidak begitu ditonjolkan media. Laporan media sebelum ini hanya memaparkan penderitaan, kesedihan dan rayuan mereka meminta bantuan. “Tidak banyak yang memuatkan kisah semangat, maruah dan keyakinan diri yang tinggi di kalangan warga Gaza. Mereka tidak berasa malu, kalah atau dijajah...mereka hidup seperti biasa...itu paling mengagumkan,” katanya. Atas sebab itu, Chang tidak begitu berminat menceritakan insiden yang berlaku sepanjang perjalanan konvoi dari London ke Gaza kerana itu bukan topik utama misi berkenaan, sebaliknya lebih penting apa yang berlaku di Gaza City. Kisah sedih penderitaan warga Gaza, kemusnahan harta benda, pembunuhan kanak-kanak, wanita dan orang tua juga, katanya, sudah acap kali dilaporkan media, seolah-olah itu saja yang ada di sana. Gaza, katanya, adalah kisah keberanian, semangat, iltizam dan perpaduan rakyat. Ia bukan layar kepada kisah dendam kesumat, kekecewaan dan benci walaupun siang dan malamnya diisi deruman enjin pesawat pejuang Israel, pengeboman dan pembunuhan. Semua ciri itu menyumbang kepada kekuatan warga Gaza, biarpun musuh dianggap begitu kuat dan mendapat sokongan negara kuasa besar, wilayah itu sehingga kini gagal ditawan. Biarpun dikhianati dari dalam, dipencilkan negara jiran yang sebangsa dan seagama atau dilabel pengganas, Gaza tetap mempertahankan daulat dan warganya meneruskan hidup penuh bermaruah.



“Apabila saya melihat mata mereka, tidak tergambar wajah dendam atau kebencian, sebaliknya pancaran yang mahukan keamanan, cuma bingung kenapa manusia boleh melakukan kekejaman kepada manusia lain, kenapa berlaku ketidakadilan itu. “Ada yang ditahan, diculik dan dikurung dalam penjara. Ada yang dibunuh, tetapi keluarga mereka tidak bercakap dalam nada berdendam, cuma minta supaya kisah itu didedahkan, jangan disenyapkan. Dendam dan benci tiada dalam kamus hidup mereka,” katanya. Kata Chang, keutamaan warga Gaza kini bukan kewangan walaupun mereka bersedia menerima jika ada yang sudi menyalurkan, tetapi lebih kepada pendidikan, terutama bantuan biasiswa untuk generasi muda meneruskan pengajian.



“Sebab mereka tahu jika generasi muda tidak berpelajaran, sukar untuk membangunkan masyarakat. Perlu ada profesor, doktor, pakar psikologi dan pakar lain untuk anak-anak mereka belajar dan mengatasi trauma perang,” katanya. Beliau yakin jika mendapat peluang sebegitu, Palestin mampu membangun menjadi negara termaju di benua Arab andai berjaya bebas daripada penindasan Israel kelak. Simbolik kekuatan iltizam warga semenanjung itu juga tergambar apabila peserta konvoi dibawa bersarapan di sebuah restoran menghadap Pelabuhan Gaza atau dengan saiznya yang seperti itu, lebih layak dipanggil jeti. “Mereka menunjukkan kepada kami pelabuhan itu dan berkata: “Tidakkah itu pemandangan yang cantik.” Mesejnya, lihatlah pelabuhan kami yang begitu cantik dan tenang. Hidup mereka riang dan tenang walaupun ditekan penindasan. “Bandar Gaza juga bersih, sedangkan ia adalah zon perang. Mesejnya mereka tidak akan hidup seperti haiwan walaupun kamu (Israel) menindas. Kami hidup seperti manusia lain dan kebersihan sebahagian daripada hidup kami,” katanya. Warga Gaza contoh terbaik sebagai inspirasi hidup, mereka tidak mengeluh atau merungut mengenai kehidupan. Bagi mereka, Palestin akan menang, rakyatnya akan terus hidup dan tidak pernah takut atau tunduk kepada Israel.



“Lihatlah dengan segala kelebihannya, Israel masih gagal menewaskan Gaza. Deruman enjin pesawat tentera atau ledakan bom sudah perkara biasa. Cuba kita bayangkan jika Palestin merdeka,” kata Chang. Kekurangan yang dihadapi tidak dijadikan alasan. Pernah makmal sebuah universiti menempatkan peralatan bernilai RM15 juta musnah dibom Zionis, tetapi hanya 10 hari selepas itu pembelajaran sudah disambung semula. Bangunan Kementerian Kewangan dan beberapa kementerian yang menjadi tonggak pentadbiran kerajaan dan menyimpan dokumen penting juga hancur, tetapi selepas itu semua dokumen penting disimpan secara berselerak di sekitar Gaza. “Cuba kita lihat Jerman dan Jepun, kononnya negara maju tetapi mereka sebenarnya masih tunduk kepada kuasa besar. Di negara mereka, masih ada pangkalan tentera negara kuasa besar... apa gunanya merdeka,” katanya. Berbeza dengan Gaza, wilayah itu dikepung tetapi masih gagal dijajah kerana semangat melawan warganya yang begitu kuat sehingga Israel yang dilengkapi senjata moden terpaksa berundur dek semangat melawan yang kental oleh pejuang Gaza. “Israel boleh melancarkan 100 peluru berpandu ke Gaza, tetapi ia akan dibalas walaupun hanya satu peluru berpandu dari Gaza. Jika Israel ada peluru berpandu, Gaza juga ada senjata itu untuk mempertahankan kedaulatannya,” tambah Chang. Katanya, laporan media hanya menumpukan kepada penderitaan rakyat Palestin dan Gaza, sedangkan memang itu yang akan berlaku kerana mempertahankan diri daripada penindasan oleh negara penuh lengkap dengan aspek ketenteraan dan persenjataan.



“Laporan seperti itu menggambarkan Israel begitu berkuasa. Memang warga Gaza menderita, tetapi secara psikologinya mereka menang. Walaupun ramai rakyatnya terbunuh, tetapi negara mereka masih gagal dijajah Zionis. “Moral warganya tetap utuh... walaupun ada penganut Islam dan Kristian, mereka hidup penuh bersatu pada tahap tertinggi. Perpaduan masyarakat Gaza contoh terbaik kepada dunia,” katanya. Katanya, pengajaran paling penting daripada misi kali ini ialah warga Gaza tidak akan menggadaikan nilai asas kemanusiaan - hidup penuh bermaruah dan bangun semula jika terjatuh. Sebelum mengakhiri perbualan, beliau berpesan mewakili sukarelawan Viva Palestina dari Malaysia: “Jangan anggap kami hero, memang perjalanan memenuhi misi ini sukar, tetapi ia berbaloi kerana banyak pengajaran kami peroleh di Gaza”.




FAKTA Kronologi keganasan Israel ke atas Gaza

  • Israel melancarkan 'Operation Cast Lead' ke atas Gaza pada 27 Disember 2008 dengan alasan mahu menghentikan serangan roket harian Hamas ke penempatan Yahudi di Israel.
    Kempen keganasan berlarutan 22 hari, mengorbankan 1,400 rakyat Palestin, mencederakan 5,500 orang dan beratus-ratus lagi parah, manakala hanya 13 tentera Israel maut.

  • Selepas setahun kepungan Israel, lebih 90 peratus penduduk Gaza memerlukan bantuan makanan, 32,000 penduduk tanpa bekalan air paip dan ribuan lagi tidak berumah, selain menghadapi peningkatan masalah psikososial.
    Rundingan di antara Israel dan Palestin berhubung perjanjian damai sehingga kini masih tergantung.

  • Bekas Perdana Menteri, Tun Dr Mahathir Mohamad dipandang tinggi rakyat Palestin kerana sumbangannya dalam usaha membebaskan negara itu daripada penindasan selama 60 tahun oleh Israel.

Wednesday, January 6, 2010

Mencari Allah di Sebalik Dunia Kecil

Berkenalan dengan "Autoclave Machine"
"Kita take turn ya!" saya mengangkat suara di dalam keriuhan pelajar-pelajar yang bersesak-sesak di dalam makmal yang kecil saiznya. Hari itu hari pertama mereka bersama saya. Kecoh juga dibuatnya. Mereka semua pelajar tahun satu dan semester ini saya bertanggungjawab menyelia subjek "Basic Food Microbiology". Untuk hari pertama di makmal, mereka cuma diingatkan semula tentang "aseptic technique", menyediakan sendiri "microbiological media" yang akan digunakan pada kelas-kelas akan datang serta berkenalan dengan alat-alat baru yang mungkin mereka belum pernah gunakan sebelum ini.


"Ok, hari ni akak akan explain in brief about autoclave machine" saya memulakan bicara. Mereka membetulkan kedudukan masing-masing. Mencari ruang keselesaan.

"Do you know about this machine?"

"For ster,sterele, sterilization..." seorang pelajar menjawab dengan nada kelegaan kerana terbelit-belit lidahnya mahu menyebut perkataan sterilization itu disambut dengan gelak tawa rakan-rakan yang lain.


"What do you mean by sterilization?" saya menduga lagi.


Mereka mendiamkan diri, memandang ke lantai, ada yang memandang kawan sebelah, ada yang menulis-nulis pada kertas. Saya tersenyum simpul kerana mengingatkan dulu-dulu saya juga begitu apabila ditanya oleh pensyarah.


"Mesti ada yang tahu ni..takkan la semua tak tahu.." saya cuba mencucuk jarum.


"To kill the bacteria!" ada seseorang yang melontar suara di sebelah kanan saya.


"That's good, but we can also kill other microorganisms..the viruses, fungi and even spores"





Saya menyambung penerangan tentang punat-punat pada badan mesin itu. Menjelaskan serba ringkas mengenai suhunya, tekanannya, dan prinsip di sebalik proses yang berlaku di dalamnya. Mereka tekun mendengarnya, entah faham atau tidak kerana tiada soalan yang diajukan.


"Is there any question?" saya melempar soalan setelah selesai menerangkan.


Ada yang menjawab tiada, ada yang menggeleng kepala.


"Akak lah yang tanya kalau macam tu" saya berkata dengan nada merajuk sambil menjeling manja pada mereka semua.


Mereka tersenyum dan ada yang ketawa kecil.

Celik Ilmu, Celik Mata Hati
"There are many types of microorganisms. We have psycrophiles, halophiles, thermophiles and many more. What do those terms mean?"


"Psychrophiles tu yang boleh hidup kat suhu rendah, halophiles kat salty environment, thermophiles kat suhu tinggi" beberapa orang menjawab serentak.Tenggelam timbul suara mereka. Kelihatan ada di antara mereka yang mula tidak senang duduk kerana ruang bilik yang kecil serta baunya yang kurang menyenangkan dan agak menyengat. Bau media dan waste yang di"autoclave" memang bukan bau yang yang menjadi pilihan.


"So, what can you tell about this?"


"They can live in a wide range of conditions" kali ini yang di sebelah kiri pula menjawab.


"That's true! ok, let's go beyond that. Think about the uniqueness of their creations..." saya merendahkan suara. Mencipta suasana bagi membenarkan mereka semua berfikir lebih jauh. Semuanya diam membatu, memandang muka saya, menunggu jawapan yang akan diluahkan.


Saya menghela nafas. Entah kenapa tiba-tiba ada rasa sebak yang bertandang " Kita belajar banyak benda. We have psycrophiles that can live in low temperature, halophiles that can tolerate with high salt environment , thermophiles that can live in extremely high temperature. Dan ada banyak lagi sebenarnya..tapi, ada satu yang akak mahu kamu semua ingat betul-betul..." kali ini rasa sebak itu semakin memberat.. "The most wonderful and beautiful thing of knowledge is when it brings you closer to Allah, closer to our Creator. Apa yang paling indah dan paling cantik tentang ilmu ialah apabila ia dapat mendekatkan diri kita pada Allah" saya mengulangnya di dalam bahasa Melayu. "ingat ya..apa-apa pun yang kita belajar biarlah membuatkan diri kita semakin dekat pada Allah" saya menamatkan penerangan sesi pertama dengan kata-kata itu. Kami semua merasa begitu kerdil 'berkenalan' dengan makhluk Allah di sebalik dunia yang kecil...mikroorganisma... hidup di dunia kecil lagi kerdil. Memberi rahmat kepada manusia dalam pelbagai cara pastinya dengan izin Allah...Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar.


Mereka semua diam dan mengangguk. "Terima kasih kak yana!" "Sama-sama.." saya membalas dengan senyuman.


Kumpulan kedua pula mengambil giliran. Kali ini semuanya lelaki. Hanya mereka berempat sahaja pelajar lelaki di dalam kelas seramai 38 orang itu. Saya mengulang kembali penerangan yang sama. Pelajar lelaki lebih banyak bertanya nampaknya :)


Usai penerangan saya cuba menguji mereka.


"Setakat ni kamu semua belajar ok?"


"ok kak, alhamdulillah" yang seorang menjawab sambil mengangguk-angguk penuh yakin.


"bolehla kak..." seorang lagi menjawab tersenyum kelat.


"Dalam hidup kita setiap hari, kita mesti merancang masa dengan baik. Akak nak tanya, apa cara yang paling baik untuk merancang masa kita setiap hari?" saya cuba menekankan perkataan 'paling' itu ketika bertanya.


Keempat-empat mereka diam seribu bahasa..


"Solat di awal waktu kak.." salah seorang daripada mereka tiba-tiba bersuara.


"Betul!" saya sedikit teruja dengan jawapan itu. Kalau tidak silap, inilah kali pertama soalan saya dijawab dengan jawapan yang saya inginkan. Alhamdulillah..lega mendengarnya.


"Betul kata kawan kamu tu. Kamu semua kena ingat, apa sahaja yang kita lakukan,letakkanlah solat pada tempat pertama dalam jadual harian kita. InsyaAllah, hal-hal lain akan tersusun dengan baik.." saya menyampaikan pesan sambil mengingatkan diri sendiri.


"Lelaki kan nak jadi pemimpin, masyarakat kita rosak sebab tiada lelaki yang boleh jadi pemimpin yang baik la.." sengaja saya menimbulkan provokasi.


"eh mana ada kak.." mereka cuba memprotes apa yang saya ucapkan. saya cuma tersenyum.


"betul la, nanti kan kita nak tanggung anak orang" tergelak kami semua mendengar jawapan salah seorang daripada mereka.


"ha, tahu pun...ingat ya apa yang akak pesan..."


"Terima kasih kak!" "Sama-sama". Penat yang dirasa melayang hilang melihat respon yang mereka berikan.


Selesai sudah tugas saya untuk amali hari itu selama hampir 4 jam. Semoga ada sedikit nilai yang dapat disuntik ke dalam hati mereka. Kalau tidak banyak, biarlah sedikit. Yang dapat mereka bawa bersama di sepanjang perjalanan kehidupan mereka. Bukan sekadar di dalam makmal yang sebentar cuma. Dan semoga kesedaran mereka tentang hebatnya ciptaan Allah bertambah luas dan mencapah walaupun mereka semua belajar dan bersesak-sesak di dalam ruang yang kecil. Itulah harapan dan impian saya sebelum meninggalkan mereka. Seperti lamanya kata-kata Bro. Norazman yang saya kendong di dalam hati sejak dari pusat matrikulasi dahulu sehingga ke hari ini..


"Beriman itu perlu dilakukan dalam keadaan sedar, supaya apabila kita melakukan kesalahan kita akan cepat-cepat memohon keampunan daripada Allah. dan apabila kita melakukan kebaikan, kita akan sentiasa berusaha untuk istiqamah dengannya.."


"Kita gi kije dulu tokki! Assalamualaikum..." saya mengulang rutin harian sebelum ke tempat kerja.


"Waalaikumussalam, selamat jalan!" jawab tokki dengan wajah comelnya. Kata 'selamat jalan' tokki saya itulah yang mengundang tawa saya hampir setiap pagi. :)


Saya ke tempat kerja lagi seperti biasa, berusaha untuk terus menyemai nilai dan budi sementara masa masih ada di dalam diri setiap pelajar-pelajar supaya mereka bukan sekadar celik ilmu, tetapi celik juga mata hati! Dan saya sebenarnya yang perlu terlebih dahulu celik mata hati..

Selamat berhujung minggu! :)

Wallahua'lam

Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~