Wednesday, June 30, 2010

Where my heart is at ease




There was merriment and joy,
a smile on the face of every girl and boy.
The streets of Yathrib welcomed in
the Prophet of Allah, Muhammad,
Sallallahu `alaihi was salam.

A full, white moon,
shone down upon the land,
rising from the valley between hills of sand.
Being greatful to Allah was the Prophet's demand,
spreading peace through the streets of Madinah.

Madinah tun-Nabi, Madinah tun-Nabi
The city of the Prophet is like home to me.
I'll travel through the world but I doubt that I will see,
a city with such wonder as Madinah.

Now the narrow winding roads,
are so full of history;
Streets shake with the Azan from Masjid-Un-Nabi.
I feel the shadow of the Prophet gently cooling me
as I walk through the streets of Madinah.

Madinah tun-Nabi, Madinah tun-Nabi
The city of the Prophet is like home to me.
I'll travel through the world but I doubt that I will see,
a city with such wonder as Madinah.

The man who reads Qur'an `neath a date palm tree,
and a smile from the child on the street selling tea,
enchant me with their beauty and their simplicity
as I walk through the streets of Madinah.

Al-Madinahtul-Munawarah
Oh, Enlightened City!
Al-Madinahtul-Munawarah
Even in my sleep you call to me.

Time, has hurried by, time has traveled on so fast,
and though wisdom and truth will always last,
I wish, I wish, I wish that I could climb into the past
and live with the Prophet in Madinah.

Madinah tun-Nabi, Madinah tun-Nabi
The city of the Prophet is like home to me.
I'll travel through the world but I doubt that I will see,
a city with such wonder as Madinah.

My heart is never far from the home of the Ansar,
and the city of The Prophet, Al Medinah.



Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala aali Muhammad




Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~

Sunday, June 13, 2010

Suara Cinta

Saya mencapai al-Quran di atas meja selesai solat Maghrib lalu membacanya perlahan-lahan sementara menunggu dua orang pelajar saya bersiap-siap. Sedang saya membaca al-Quran, tiba-tiba Sarah cucu mama datang mendekati sambil meletakkan tangan kecilnya di atas ribaan saya. Comel sungguh!


“Sarah nak baca jugak ke?” saya menundukkan kepala dan bertanya perlahan.

Ngee..Sarah cuma tersengih memandang

“Ikut kak long baca eh” Saya membaca surah al-Fatihah dan membiarkan Sarah mengikut bacaan dengan gayanya sendiri. Gaya pelat si anak kecil berumur dua tahun setengah. Saya kemudiannya membaca alif ba ta.

“Alif,ba , ta, tha..”

“Jim!” Sarah menyambung. Ketawa kami mendengarnya.

Petang esoknya setelah saya pulang dari program bersama keluarga-keluarga angkat yang lain,Sarah tiba-tiba keluar dari bilik tidur kami dan membawa al-Quran saya bersamanya.

“Ace, ace!” Sarah menjerit kecil.

“Apa dia Sarah..” saya bertanya

“Ace, ace!” Sarah menjerit lagi sambil menghulurkan al-Quran kepada saya.

“Owh…baca…Sarah nak kak long baca?”

Saya mendudukkan Sarah di sebelah, membaca al-Quran larut dalam linangan air mata. Kepala Sarah saya gosok perlahan-lahan.

Ini fitrah hambaMu ya Allah. Mencintai-Mu dan suara cinta-Mu.

“Tiadalah dilahirkan seorang anak melainkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” {Riwayat al-Bukhari dan Muslim}

Sarah masih suci, Sarah masih suci…


Berbuat ‘amal soleh itu fitrah
Meninggalkan maksiat itu fitrah
Solat yang khusyuk itu fitrah
Menghayati al-Quran itu fitrah
MengESAkan Allah dengan jiwa yang penuh padu juga fitrah~


Kembalilah kepada fitrah, Kembalilah meraikan fitrah~






Ya Allah, peliharalah hati hambaMu~